PPMI Madinah- Di sela kunjungan tokoh-tokoh Majelis Ulama Indonesia memenuhi undangan umrah Raja Salman di Kerajaan Arab Saudi, PPMI Madinah mengambil kesempatan mengajak para ulama' Indonesia bersilaturahmi, membuka dialog dan berbagi pengalaman dengan para junior mereka yang sedang menuntut ilmu di kota Madinah.
Acara sharing dilaksanakan di dalam kampus UIM tepatnya di dalam Sholah Tsaqaffiyah selesai shalat Isya' waktu Madinah, Ahad, 15 Rabi'uts Tsani 1437 / 24 Januari 2016 M.
Semua 5 Narasumber mengulas banyak mengenai problematika dan dinamika dakwah di Indonesia. Dimulai dari pemaparan KH. Ahmad Kholil Ridwan Lc, beliau adalah seorang lulusan Universitas Islam Madinah tahun 1975. "Ada 5 poin Sunnah besar dan fenomenal yang kita abaikan, Sunnah itu maksudnya Sunnah (teladan) Rasulullah ketika beliau masih hidup", "Sunnah Rasulullah –shallallahu 'alaihiwassalm- ketika beliau masih hidup bukan hanya urusan ibadah, aqidah, muamalah dan akhlakul karimah, tapi juga urusan siyasah (politik) dan urusan iqtishod (ekonomi)" ujar mantan ketua MUI Pusat itu.
Beliau melanjutkan, ada 5 teladan besar Rasulullah yang ditinggalkan sehingga umat Islam pada jaman ini menjadi begitu terpuruk;
1. Nabi kita –shallallahu'alaihiwasallam- bukan hanya seorang Nabi dan Rasul, akan tetapi beliau juga seorang panglima perang, hakim agung, jaksa agung, kepala pemerintahan dan lain sebaginya,
2. Madinah bukanlah hanya kota suci, akan tetapi juga Negara Madinah dengan Ibu Kota Madinah,
3. Pusat pemerintahan pada waktu itu berpusat di masjid, markas militer di masjid, komando perang berangkat dari masjid, sehingga masjid merupakan pusat kegiatan umat, termasuk pusat pemerintahan, bukan hanya sebagai mushalla dan tempat ibadah.
4. Al-Qur'an sebagai hukum dan Undang-Undang, bukan hanya sebagai ibadah yang berpahala dengan tilawahnya. "Paham nggak paham pokonya kalau dibaca ibadah, barusan kita buka acara dengan bacaan Al-Quran sebagai pembukaan, seremonial saja itu, untuk acara ini, kalau nggak salah Nabi Muhammad nggak pernah tuh, ketika kumpul majlis dibuka dengan baca Qur'an, nah, kita fungsikan al-Qur'an baru sebatas itu saja"
"Para hafidz Qur'an itu paaling depan kalau ada jihad (pada zaman Rasulullah) yang sekarang-kan, hafidz kalau bulan Mauludan ngamen. Satu malam baca Qur'an di tiga atau empat acara Mauludan", "Al-Qur'an sekarang juga sekedar dipakai untuk dapat profesi (oleh sebagian orang-red), atau biar jadi Imam di Jepang, imam di Amerika, imam di Eropa, di masjid-masjid besar Jakarta, dan lumayan juga gajinya besar, 3 juta sekarang, tapi dizaman 'Umar bin Khattab r.a. para hafidz Al-Qur'an paling depan! Di medan perang, jihad, yang kemudian 'Umar r.a. khawatir mereka semua wafat kemudian dipulangkan (dari medan perang)"
dan yang ke-5, Jihad (di jalan Allah) sebagai ibadah terbaik.
Sehingga perlu ditanamkan kepada para santri jika sudah lulus lalu pulang nanti, kalian cita-citanya jangan cuma menjadi muballigh "saja", menjadi imam "saja", menjadi kyai "saja", bikin pesantren lagi, tambah pesantren, bangun pesantren, udah ada berapa ribu pesantren di Indonesia, puluhan ribu pesantren "saja" tidak bisa merobah nasib umat di dunia, tidak bisa membikin Indonesia menjadi hasanah,
Sehingga kita harus mampu menjawab PR-PR yang ada agar Indonesia menjadi Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofuur, bagaimana Ekonomi menjadi baik, bagaimana Politik agar juga menjadi baik, apakah Demokrasi itu syirik dan sebagainya, maka itulah problematika yang harus kita musyawarahkan bersama"
Setelah KH. Ahmad Kholil Ridwan Lc, pemaparan dilanjutkan oleh Dr. H. Yusnar Yusuf Rangkuti (Ketua Umum Al-Wahsliyyah), Dr. H. Amirsyah Tambunan (Wasekjen MUI), Drs. H. Muhammad Siddiq, MA (Ketua Umum DDII), Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) dan dilanjutkan dengan sesi tanggapan dan Tanya jawab oleh para mahasiswa Universitas Islam Madinah.
Acara sharing berlangsung hingga pukul 12 malam, karena para mahasiswa begitu antusias bertanya dan menanggapi isi materi yang disampaikan oleh para tokoh Islam Indonesia malam yang "panas" itu, sehingga moderator dengan berat hati terpaksa mengakhiri acara karena waktu yang sempit. "Bisa-bisa kita lanjutkan sampai Subuh nih" sindir Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.
Acara ditutup dengan pemberian sertifikat kepada para narasumber dan foto bersama mahasiswa Indonesia Universitas Islam Madinah.
Oleh: iskandar Alukhal
Fotografer: Sobri Muhammad
.:: PPMI Madinah